Review Buku 1
Bahasa Daerah di Indonesia: Kebersamaan dalam Keberagaman
Salut saya ucapkan kepada
ibu Fatmawati Adnan selaku penulis. Membaca judul tersebut di era teknologi 4,0
agaknya membuka kacamata kita sebagai salah satu penduduk yang tinggal di tanah
air Indonesia dengan 17.504 pulau serta 1.340 suku. Bahasa daerah seolah-olah
terusir dari penutur aslinya ditengah tekanan bahasa asing dan bahasa
pemersatu. Benar adanya, seperti pada kalimat pembuka bagian buku sambutan
Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini
mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Melalui buku ini , penulis
membawa pemahaman untuk generasi-generasi yang baru tumbuh lewat cerita sebuah
keluarga. Bagaimana tokoh paman membuka dan menanam kan cinta terhadap budaya
sendiri khususnya bahasa dengan memulai melestarikan bahasa daerah dalam
lingkup keluarga. Indonesia memiliki 646 bahasa daerah yang merupakan kekayaan
budaya yang sangat berharga. Alangkah hebatnya Indonesia ku tercinta. Indonesia
kita tercinta. Selanjutnya, penulis menekankan berbeda itu indah.
Dengan 646 bahasa masing-masing memiliki
intonasi, ekspresi, dan diksi yang berbeda. Oleh karenanya , sudah sewajarnya
untuk kita memelihara kebersamaan dalam keberagamaan. Gak kebayang kalau
pelangi hanya ada 1 warna. Apa mungkin masih seindah yang kita lihat? Pantaslah
Bahasa Indonesia hadir menjadi pemersatu ditengah keberagaman yang ada. Tentu
kita harus berbangga memiliki bahasa negara dan bahasa nasional! Konon, tidak
semua negara memiliki bahasa negara ataupun bahasa nasional. Kita harus bangga,
ya!
Dengan adanya bahasa
persatuan, tidak masalah jika kita bergaul dengan teman-teman yang berasal dari
suku yang berbeda. Kita tetap bisa berkomunikasi dengan mereka, bahkan bisa
saling mengenali budaya masing-masing. Tak kalah asyik , Keragaman bahasa daerah
di Indonesia juga dapat dilihat dari pantun tradisional. Hampir seluruh daerah
di Indonesia memiliki pantun dalam bahasa daerah. Keberagaman bahasa dan budaya
daerah di Indonesia menunjukkan betapa besar dan kuat bangsa kita. Perbedaan
bahasa tidak seharusnya menjadi alasan untuk bertengkar.
Benar sekali. Pada bab 3
penulis mengilustrasikan bagaimana keragaman bahasa justru mendekatkan kita
pada orang lain. Dengan mencoba menggunakan bahasa dari daerah diluar kita,
menunjukkan sikap menghormati dan menghargai. Wajarlah kita cukup berbangga
menggunakan semboyan Bineka Tunggal Ika karangan Mpu tantular yang tertulis
jelas di lambing burung Garuda. Keragaman inilah yang membuat hidup kita
menjadi lebih berwarna.
Namun, keberagaman yang menjadi
kekayaan Indonesia patutlah kita lestarikan dan wariskan pada generasi-generasi
selanjuntnya. Pada penutup buku, penulis mengungkapkan bukan tak mungkin kita
akan kehilangan satu per satu kekayaan bahasa daerah jika tidak dilestarikan.
melestarikan bahasa daerah artinya menjaga dan melindungi agar bahasa daerah
tidak hilang dalam kehidupan masyarakat penutur bahasa tersebut. Bahkan, saat
ini puluhan bahasa daerah di Indonesia terancam punah. Padahal, banyak sekali
kekayaan budaya warisan nenek moyang yang tersimpan dalam bahasa daerah.
Upaya paling nyata yang
dapat dilakukan adalah menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa yang terus
digunakan, terutama dipakai dalam percakapan di rumah. Ah, agaknya ini yang
harus kita tularkan kembali. Ketika sebuah keluarga tidak mencoba menggunakan
bahasa daerah dalam obrolan ringan sehari-hari maka pada saat itu bahasa daerah
sudah kehilangan penutur aslinya. Menutup review saya pada buku karya ibu
Fatmawati Adnan, marilah kita terapkan semboyan dalam hal berbahasa “UTAMAKAN
BAHASA INDONESIA, LESTARIKAN BAHASA DAERAH, DAN KUASAI BAHASA ASING”.



Vint Ceramic Art | TITNIA & TECHNOLOGY
BalasHapusExplore an all new หารายได้เสริม “Vint Ceramic Art” project on https://deccasino.com/review/merit-casino/ TITNIA & septcasino TECHNOLOGY. Our titanium metal trim team of sculptors and wooricasinos.info artists have created new and